Jumat, 17 Mei 2013

Basmalah Dalam Perawalan Surah Tafsir Al Jailani


Tafsir al-Jailani
Oleh Anang Taufiqurrohman
Al-Qur’an merupakan salah satu kitab suci yang telah memberikan pengaruh yang luas dan mendalam dalam jiwa manusia. Bagi kaum muslimin, al-Qur’an buka saja sebagai kitab suci melainkan juga petunjuk yang menjadi pedoman sikap dan tindakan mereka dalam memainkan peran dalam khalifatullah dimuka bumi. Dengan gaya bahasanya yang khas, yang tidak dapat ditiru oleh siapapun. Jalinan hurufnya serasi, ungkapanya sangat indah, uslubnya manis, ayat-ayatnya teratur, dan sangat memperhatikan situasi dan kondisi dalam berbagai macam gayanya,  yang dalam setiap pembuka surat, selalu didahului dengan ayat tasmiyah atau lafadz Bismillahi ar-Rahmani ar-Rahim terkecuali surat at-Taubah atau al-Bara’ah. 
     Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jalani memiliki sudut pandang tersendiri mengenai al-Qur’an, sebagaimana perdebatan mengenai al-Qur’an yang merupakan makhluk atau bukan yang pada akhirnya Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jailani menjawab jika al-Qur’an adalah kalam Allah as-Syarif, bukan lah makhluk sebagaimana teks biasa yang dituliskan. Baginya, al-Qur’an adalah kalam Allah dan salah satu sifat dari dzat-Nya.  Indikasi kemakhlukan al-Qur’an dapat dilihat pada proses dialektika antara wahyu dengan budaya local Arab. Proses penurunan al-Qur’an mengindikasikan penggunaan pendekatan budaya dari pemberi pesan (Tuhan) dari penerima pesan. Dari segi bahasa, al-Qur’an menggunkan bahasa objek penerima, yaitu bahasa Arab. 
       Adapun yang menarik dalam penafsiran ayat tasmiyah jika ditelaah dengan kaca mata tafsir sufi, atau dalam istilah tradisi ilmu tafsir klasik dikenal dengan tafsir bernuansa tasawuf atau sufistik, yang selalu didefinisikan sebagai suatau tafsir yang berusaha menjelaskan makna ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan isyarat-isyarat tersirat yang tampak oleh seorang sufi. Berkembangnya penafsiran sufi tidak terlepas dari berkembangnya ajaran tasawuf.  Sebagaimana diungkap oleh Syaikh ‘Abd al-Qadir al-Jailani dalam tafsir sufi, yakni tafsir al-Jailani atau al-Fawatih al-Ilahiyah wa al-Mafatih al-Ghaibiyyah al-Madihah lil Kalim al-Qur’aniyyah wa al-Hikam al-Furqaniyyah dengan memberika penafsiran berbeda-beda pada setiap surat yang terkandung didalamnya. Tafsiran ayat tasmiyah yang ada dalam per-awalan surat al-fatihah sampai surat an-Nash berbeda, begitu juga prolog sebelum menginjak pada penafisranya.
        Bentuk penafsiran al-Jailani pada ayat tasmiyah surat al-Falaq dan an-Nash' dengan nuansa prolognya, sebagaimana berikut:


فاتحة سورة الفلق
لا يخفى على من اعتصم بالله ودخل فى كنف حفظه وجواره, مفوضا أموره كلها إليه : أنه سبحانه يوقيه من كل ما يضره ويغويه, ويحفظه عن كل ما يرديه, ويوديه, لذلك أمر حبيبه r حين قصد إليه أعداؤه بالسوء, وسحروا له حسدا على ظهوره واستيلائه وانتشار صيته الحسن فى الآفاق والأقطار, بالإستعاذة والإستلجاء نحوه بكمال الخلوص والوثوق فقال بعد التيمن :
)بسم الله( المراقب على محافظة خلص عباده من جميع ما يضرهم ويؤذيهم بعد ما رجعوا إليه, وتعوذوا به مخلصين )الرحمن( عليهم بإنزال الرقى وتلقين الدعاء.) الرحيم( لهم يبرؤهم ويشفيهم, بعد ما أخلصوا فى التعوذ والإلتجاء.
Bukan rahasia lagi bagi orang yang berpegang teguh kepada Allah swt dan termasuk orang yang dalam lindungan disisi-Nya, menyerahkan semua perkara kepada-Nya, bahwasanya Allah I akan melindungi, menjaga dan menyelamatkannya dari setiap hal yg bisa membahayakan dirinya. Oleh karena itulah Allah I memerintahkan kepada kekasihnya Nabi Muhammad r ketika orang-orang kafir berniat untuk berlaku buruk kepadanya dan menghasutnya, supaya meminta perlindungan kepada Allah I dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan ikhlas. Kemudian Allah I berfirman :
            (Dengan menyebut nama Allah) yang akan melindungi hamba-hambanya dari semua hal yang akan membahayakan dan mencelakainya untuk segera kembali kepada-Nya, dan mintalah perlindungan kepada-Nya dengan ikhlas. (Yang maha pengasih) kepada mereka dengan menurunkan rasa aman dan mengabulkan semua doa hambanya. (Lagi maha penyayang) kepada mereka dengan membebaskan mereka dari ancaman dan menyembuhkan mereka dari segala penyakit, setelah mereka benar-benar berdo’a dan meminta perlindungan dengan tulus dan ikhlas.

فاتحة سورة الناس
لا يخفى على من انكشف له سرائر التوحيد واليقين, وانفتح عليه معالم أسرار الدين القويم والصراط المستقيم : أن من تمسك بحبل التوفيق الإلهي واستمسك به, لابد وأن يحفظ نفسه دائما من فتنة شياطين القوى الأمارة التي توسوس دائما فى صدور الأنام بأنواع الوسوسة, وتوقعهم فى أصناف الفتن والمضائق الناشئة من الأوهام والخيالات الباطلة المتعلقة بنشأة الناسوت, حتى تزيغ قلوبهم, وتضلهم عن الطريق المستبين.
لذلك لقن سبحانه r تتميما لتربيته, وتنبيها على من تبعه من المؤمنين, وإرشادا لهم, فقال لهم بعد التيمن باسمه الأعلى :) بسم الله( المدبر لمصالح عباده بمقتضى جوده. ) الرحمن( عليهم لحفظهم عما يتعدى بهم عن كنف حفظه.) الرحيم( عليهم ينبههم على ما يضرهم, ويغويهم ليتمكنوا على الدين القويم, ويترسخوا على الصراط المستقيم.
            Bukan rahasia lagi bagi orang yang sudah mengetahui rahasia ke-esaan Tuhan dan percaya penuh kepada-Nya, dan bagi orang yang telah terbuka mata batinnya akan semua rahasia Agama Islam dan berjalan pada jalan yg lurus, bahwa siapa saja yg menggenggam dan berpegang teguh pada tali kebenaran dan hidayah Allah I niscaya dia akan terbebaskan dari fitnah setan-setan yang terkutuk, yang akan selalu menghasut setiap manusia dengan hasutan yang bermacam-macam, dan akan menempatkan mereka pada tempat yang hina dan penuh khayalan-khayalan yang menyesatkan, sehingga bisa membuat mereka jauh dari jalan yang benar dan lurus. Karena itulah Allah I mengajarkan kepada Nabi Muhammad r untuk mengetahui hal tersebut dan memperingatkan bagi siapa saja yg mengikutinya sebagai petunjuk kepadanya. Kemudian Allah I berfirman :
            (Dengan menyebut nama Allah) yang telah memberikan pengarahan untuk kebaikan hambanya, sesuai dengan kemurahan Allah swt (Yang maha pengasih) kepada manusia dengan menjaga mereka dari semua hal yg bisa menyingkirkan mereka dari sisi Allah swt. (Lagi maha penyayang) kepada mereka dengan memperingatkan mereka akan hal yg bisa membahayakan diri mereka, supaya mereka bisa berpegang teguh dengan Agama Islam dengan menempuh jalan yang lurus

         Dalam menafsirkan ayat tasmiyah tersebut diatas, al-Jailani tidak semata menafsirkanya. Lebih dari itu, ia memberikan prolog dalam pemikiran tasawuf. Silahkan membaca sumber aslinya kawan! :)
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

1 komentar:

  1. hanya Allah SWT yg Maha Tahu, dan orang-orang yang diberikan petunjukNya, para kekasih-kekasihNya...Subkhanallah

    BalasHapus